Selasa, 10 April 2012

Because of Cupid (part 2)


*
Shilla tersentak melihat pemuda yang ada di hadapannya kini. Senyumannya masih seperti dulu,kulitnya pun masih sama. Tapi Shilla sadar, pemuda inilah yang menggoreskan luka di hatinya yang membekas hingga kini.Walaupun tatapan matanya lembut, tapi siapa sangka? pemuda inilah yang membuat ia perih setiap waktu. Shilla tersadar  ia  menatap pemuda yang masih tersenyum padanya walaupun senyum itu sedikit kaku.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Shilla sinis.

"Gue nyari kak Riko, ada?"

"Gak ada.. udah deh lu pergi sono!" Ujar Shilla sambill mendoronng pemuda itu.

"Gue mau minta maaf  ama lu"

"hah?dari dulu lo kemana?!" batin Shilla.

Shilla menatap pemuda itu lama sekali. Walaupun ia membencinya namun perasaannya tetap seperti dulu. Seperti saat Shilla menatap pemuda itu di koridor sekolah waktu pertama kali mereka bertemu. Siapa sangka? Nasib membuat mereka menjadi satu lalu bercerai berai seperti ini. Takdir Tuhan terkadang kurang adil.Sebuah motor terhenti di halamn rumah Shilla.

"Hei! SHilla, kenapa Gabriel gak disuruh masuk" Ujar kak Riko.

Shilla mengangkat bahu lalu pergi meninggalkan mereka yang masih bengong. Shilla membanting tubuhnya di kasur, penat. Mengapa Gabriel datang disaat ia mencoba melupakan masa lalu yang kelam itu? mengapa Gabriel hadir disaat Shilla mulai membutuhkan yang lain dari pada dia? Shilla pusing lalu menulis di Diary-nya.

Diary.. :(
Kenapa Gabriel harus dateng kerumah gua? Gua mau ngelupain dia dan semua tentang kita. Tapi kenapa dia musti kerumah gua coba? Gua kan benci sama dia!!! Iya..iya.. Gua emang sayang sama dia. Tapi gua juga gamau terus menerus kaya gini.. Gua harus lupain dia.. Dan gaboleh bikin dia hadir lagi di pikiran gua.
Gua kan yang salah? Gua yang selalu ngebiarin hati gua disakitin sama siapapun!! Gua juga yang bego!
Diary.. Kenapa dulu cupid harus manah gua ke hatinya Gabriel? Kenapa gak yang lain? CUPID JAHAT BANGET GAK SIH?!

Shilla menutup Diary-nya, terdengar gelak tawa Gabriel.  jujur i ddalam hatinya ia merindukan tawa renyah itu. Shilla menghela nafas dan tak tahu harus bagaimana lagi. Ia mencintai Gabriel tapi disisi lain ia juga membencinya. Shilla merenung, kini ia kembali di posisi semula. Posisi dimana ia memilih mencintai Gabriel atau membencinya? Shilla,kembalii mengingat saat ia bersama Gabriel,hatinya bagaikan teriris. Perih dan lama untuk terobati, bahkan waktu tak mungkin bisa menghapus luka itu. Shilla mulai menangis, lalu dalam tangisnya ia berpikir, sudah berapa banyak air mata yang ia tumpahkan untuk Gabriel?!
Aku melihat mu dalam serpihan-serpihan cahaya.
Terbayang dalam indahnya kenangan manismu..
Terlena oleh suara lembutmu yang menyejukkan hatiku..
Aku tak bisa membenci perasaan ini..
Tuhan mengerti maksud hatiku padamu..
Mengapa kau hadir disaat aku mulai menghapus kepingan-kepingan cahaya kita..
Mengapa kau ada lagi di dekatku.. Disaat aku mulai mencoba menghapus bayangmu di anganku..
Aku tak bisa.. Dan tak pernah bisa menghapusmu dalam relung hatiku..
*
“Muka lu kusut banget Shill?” Sapa Rio saat Shilla menghampirinya di jam istirahat.
“Lu inget Gabriel kan yo? Yang gue ceritain ke lu?”
“Oh, Dia.. Kenapa emang?”
“Dia kerumah gua.. Katanya dia mau tinggal dirumah gua dalam beberapa minggu” Rio meneguk air minumnya,sambil menatap Shilla yang terlihat berbeda dari biasanya. Hari ini Shilla menjadi pendiam dan pemurung yang luar biasa. Rio jadi gemas melihatnya.
“Yah.. gue gak bisa bantu lo Shill” Kata Rio sambil mengaduk minumannya.
“Iya, gua ngerti kok yo” Sahut Shilla sambil tersenyum. Rio jadi ikut tersenyum, hatinya tergerak untuk menatap Shilla lebih lama. Rio sadar, mungkin Shilla takkan pernah bisa menjadi miliknya, walau rasa itu semakin hari semakin menggebu. Sosoknya di mata Shilla hanya seorang yang egois,jutek,nyebelin,bawel dan segudang kebiasaan jeleknya yang lain. Rio ingin sekali menampar wajahnya sendiri, yang tak pernah bisa mampu mengungkap isi hatinya. Ia tahu, Shilla tak mungkin bisa menerimanya. Ia tahu, luka Shilla lebih perih di banding lukanya saat ini.
Rio nyeri menatap Shilla yang lebih diam hari ini.Bagaimanapun ia mencintai Shilla dan menyayangi wanita yang selalu menganggapnya NYEBELIN!. Cinta memang tak pernah bisa menyerah sapai kapanpun kan? Toh, melihat senyuman Shilla sudah lebih dari cukup atas segalanya. Rio mengerti mungkin memang bukan takdir Tuhan. Tuhan yang merencanakan semuanya, Rio mengerti mungkin memang suatu saat Tuhan akan menunjukkan keindahan lainnya.
“Shill,jangan sedih ya? Kan ada gua” Ucap Rio sambil tersenyum. hati Shilla bergetar Rio hanya menyemangatinya tapi tak urung hatinya menjadi bergetar hebat seperti ini. Shilla tak ingin kepincut oleh kebaikan Rio. Toh, mana mungkinRio menjadi sebaik ini? Rio mungkin memang baik hari ini, tapi nanti? Mungkin saja, ia menjadi RIO NYEBELIN seperti selalu.
“Iya yo.. Gue tau..”
“Nih,gue ada puisi buat lo.” Kata Rio sambil menyodorkan secarik kertas.  
Dalam gelapnya malam..
Aku mencari dirimu..
Dalam kesunyian..
Aku menunggumu..
Dalam sepi..
Aku menantimu..
Batu tahu.. Embun pun tahu..
Tak ada yang bisa di mengerti oleh secarik kertas bertuliskan puisi ini..
Tapi aku tahu..
Hanya kau yang bisa mengerti maksudku ini..
Kau membuatku terlena oleh gelak tawamu itu..
Kau membuat aku merasa nyaman saat ada di dekatmu..
Mungkin kau mengerti maksudku ini..
Kau akan mengerti saat kau melihat mentari senja..
Karena itu akan mengingatkanmu pada KITA!
*
To Be Continue..  
Maaf ya sedikit.. hehehe :D
Keep Like+Koment.. J
Follow me @Raihanaaa_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar